Penyusunan/penarikan kesimpulan dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Cara deduktif adalah
cara penyusunan/penarikan kesimpulan dengan metode pemikiran yang
bertolak dari kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan
hukum (faidah) yang umum
Contoh :
Pak
Maman S.Pd, guru bahasa inggris kelas 1 Elektronika A (1EA), sedang
memeriksa hasil ulangan tentang reading. Setelah memeriksa ternyata
Burhan, Taufik, Halim dan Rudi mendapat nilai 9. Siswa yang lain
mendapat nilai 7. Hanya Dodo yang mendapat nilai 6 dalam kelas itu.
Maka, bisa di katakan bahwa siswa kelas 1EA cukup pandai dalam pelajaran
bahasa inggris tentang reading
Keterangan :
a) Nilai yang di peroleh Burhan, Taufik, Halim, Rudi, Dodo dan siswa lain adalah peristiwa khusus
b) Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang baik
c) Kesimpulan yang kita peroleh ialah bahwa siswa kelas 1EA bisa dikatakan cukup pandai dalam
pelajaran bahasa inggris
pelajaran bahasa inggris
Dalam penarikan kesimpulan diperlukan penalaran yang baik. Penalaran adalah proses menghubungkan data sehingga sampai pada kesimpulan atau pendapat
Penalaran pada penarikan kesimpulan yang bersifat induktif terdiri dari 3 macam :
1. Generalisasi = umum
2. Analogi = perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda
3. Hubungan sebab-akibat
Contoh
tentang nilai reading siswa kelas 1EA diatas adalah contoh dari
generalisasi. Adapun akurasi generalisasi tergantung kepada cara kita
memilih data atau peristiwa khusus, yaitu apakah data yang kita pilih
itu merupakan contoh yang baik, bagi jenis data yang kita hadapi,
kemudian jumlah data yang kita pilih cukup atau tidak. Semakin banyak
tentu saja semakin baik.
a. Cara Induktif
Adalah
cara pengambilan keputusan / penarikan kesimpulan dari keadaan yang
umum kepada yang khusus. Dalam penarikan kesimpulan yang bersifat
deduktif, kita tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta, yang perlu adalah
suatu proporsi yang bersifat mengidentifikasi suatu peristiwa khusus
yang bertalian dengan proporsi umum
· Premis adalah pernyataan yang mendasari penalaran untuk menarik kesimpulan
Silogisme terdiri dari tiga proporsi, yaitu premis mayor, premis minor dan konklusi (kesimpulan)
Contoh :
Premis mayor = Guru adalah manusia bijaksana
Premis minor = Suyatna adalah seorang guru
Kesimpulan = Sebab itu, Suyatna adalah seorang yang bijaksana
Premis mayor = Semua siswa SMK adalah siswa yang disiplin
Premis minor = Marjuki adalah seorang siswa SMK
Kesimpulan = Sebab itu, Marjuki adalah seorang siswa yang disiplin
b. Deduksi
Deduksi adalah proses pemikiran
di dalamnya akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan
pengetahuan yang lebih khusus atau proses berpikir dari hal yang
bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus seperti:
- Semua makhluq yang bernyawa pasti mati
- Manusia adalah makhluq yang bernyawa
- Tumbuhan adalah makhluq yang bernyawa
- Hewan adalah makhluq yang bernyawa
- Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan pasti akan mati
Penalaran Deduksi mempunyai dua sistem adalah sebagai berikut :
1. Sistem Tertutup
Dalam pembahasan ini ada beberapa contoh jalan pikiran deduksi ;
a. Gambar ini adalah sebuah Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang berhadapan itu sama.
Ini
merupakan contoh pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari defenisi
Jajaran Genjang (Empat segi sisi yang berhadapan sejajar) serata ,merima
semua dalil dan batasan tentang garis lurus dan garis sejajar, maka
denga satu rangkaian langkah-langkah dapat di buktikan bahwa sisi yang
berhadapan itu sama. Dalam contoh ini semua premis (titik pangkal atau
data yang di ketahui) di rumuskan dalam istilah Jajaran Genjang, dan
kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan tak perlu di ragukan lagi.
b. Jumlah ketiga sudut sebuah
segi tiga adalah 180 derajat, jadi jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180
derajat. Kesimpulan ini pun pasti tidak di ragukan lagi. Tak akan ada
pengaruh dari luar yang dapat menggoyakan kepastian kesimpulan
terfsebut.
2. Sistem Terbuka
Suatu kesimpulan itu pasti
apabila kita tau dengan positif dan tanpa ragu-ragu, bahwa kesimpulan
yang di tarik adalah benar dan bahwa kesimpulan atau ucapan yang
mengatakan sebaliknya itu salah.
Contoh :
Jangan berenang di air yang sekotor ini. Nanti terkena penyakit kulit.
Ini
jelas merupakan suatu jalan Induksi. Dari pengalaman sendiri atau orang
lain di tariklah suatu kesimpulan yang umum : berenang di dalam air
yang kotor menyebabkan penyakit kulit. Apakah pasti setiap orang akan
kena penyakit? Mungkin, Tetapi, Belum tentu !
C. Pedoman Kerja
Hasil yang di harapakan dari
logika adalah agar kita cakap berpikir sendiri dan bersikap logis serta
kritis. Sikap kritis tidaklah berarti suka membantah dan mengkritik
serba suka menentang dan menantang melainkan berpikir dulu,
mengidentipikasi duduknya perkara, menyelidiki dulu dan tidak begitu
saja menerima suatu pendapat atau penjelasan-penjelasan yang seakan-akan
sudah pasti benar.
D. Sepuluh Pedoman Penalaran
- Pikirkan sendiri
- Pikir dulu sebelum bertindak
- Pikirkan secara objektif
- Pikirkan dua kali
- Pikrlah untuk jangka panjang
- Bersikap terbuka
- Bersikap kritis
- Bersikap optimis
- Bersikap jujur
- Bekerja dan berpikirlah secara teratur dan berencana
>>>>
0 comments:
Post a Comment