DIGITALONLINECLASS - Tanggal 25 September kemarin, aku termasuk dari sedikit orang yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk menonton premiere Laskar Pelangi. Tentunya seneng banget rasanya, karena buat aku novel Laskar Pelangi memang sudah begitu spesial. Film yang diangkat dari bagian pertama novel tetralogi dengan judul yang sama ini memang begitu fenomenal. Pada postingan sebelumnya udah aku ceritain gimana menggebu-gebunya antusias dari warga Jogja untuk berebutan nonton film yang disutradarai oleh Riri Riza dan diproduseri Mira Lesmana ini.
Film berdurasi sekitar 2 jam ini menceritakan kehidupan 10 anak untuk mendapatkan pendidikan di salah satu pulau terkaya Indonesia, Belitong (bagian dari Provinsi Bangka Belitung). Bersama dua guru terkasih mereka, Ibu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara) mereka berhasil membuktikan bahwa keterbatasan tidak mampu untuk menghambat semangat mereka untuk berprestasi dalam pendidikan.
Ikal, Lintang dan Mahar adalah salah satu dari murid-murid spesial di SD Muhammadiyah Gantong, bersama ketujuh teman mereka yang lain mereka tergabung dalam Laskar Pelangi. Mahar dengan cita rasa seninya yang tinggi berhasil membuat SD Muhammadiyah berprestasi pada Lomba Karnaval 17-an. Juga Lintang yang cerdas mampu menjadikan SD Muhammadiyah memenangkan perlombaan cerdas cermat, meskipun akhirnya nasib buruk menimpanya. Sementara Ikal yang terlibat asmara dengan seorang putri tionghoa. Keseluruhan kisah mampu terjamu secara apik dan mengharukan. Sinopsis selengkapnya, lihat disini..
Secara umum film ini memang mendidik sekaligus menghibur. Namun durasi film yang cukup singkat untuk sebuah adaptasi dari banyak kisah dalam buku Laskar Pelangi cukup banyak memangkas banyak cerita aslinya (sesuai dalam buku). Aku sedikit kecewa, pemangkasan cerita itu malah dibumbui oleh beberapa kisah yang tidak terdapat dalam buku. Mungkin itulah yang dinamakan adaptasi, tidak selalu berpatokan pada cerita asalnya.
Andrea Hirata sendiri mengatakan "Film Laskar Pelangi merupakan karya sineas film, bukan karya saya, sehingga saya tidak akan banyak ikut campur dalam pembuatannya". Anjuran aku, bila ingin lebih puas memaknai kisah Laskar Pelangi, lebih baik sebelum atau sesudah melihat film untuk membaca bukunya. Sejujurnya kisah Laskar Pelangi memang begitu panjang dan bermakna untuk diwujudkan dalam sebuah film.
Senada dengan Andrea Hirata, aku kini mulai memandang film dan buku Laskar Pelangi sebagai dua karya dari dua bidang seni yang berbeda. Baik film maupun bovel mempunyai kelebihan masing-masing, juga penggemar tersendiri. Dibanding film-film Indonesia lainnya yang bertebaran di bioskop saat ini, Laskar Pelangi mampu menyuguhkan tontonan yang lebih bermutu sekaligus mendidik. Ayo rame-rame tonton film ini di bioskop terdekat, tapi harus cepat-cepat karena tiketnya terbatas dan laku keras, hehehe.
Tentang Laskar Pelangi
Laskar Pelangi (2008) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada Jumat, 26 September 2008 pada saat libur Lebaran. Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Hingga Maret 2009, Laskar Pelangi telah ditonton oleh 4,6 juta orang[1], menjadikannya film terbanyak ditonton di Indonesia keempat, setelah Jelangkung dengan 5,7 Juta, Pocong 2 dengan 5,1 Juta, dan Ada Apa Dengan Cinta dengan 4,9 Juta.
Sang Pemimpi merupakan film kedua yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata. Mira sendiri tak berani memasang target bahwa film ini harus melampaui prestasi yang telah diraih film Laskar Pelangi, yang telah ditonton oleh 4,6 juta orang. "Kita enggak berani memasang target, karena penonton kita memang sulit ditebak. Tapi, tetap kita akan mencoba berbuat yang terbaik," ujarnya. (EH)
Untuk mencari pemeran tokoh-tokoh anggota Laskar Pelangi, Riri Riza melakukan casting di daerah Belitung dengan menggunakan pemeran-pemeran lokal dalam pembuatan film. Film ini juga diambil di lokasi yang sama, Pulau Belitung. Film ini memadukan 12 aktor Indonesia yang dikenal dengan kemampuan akting mereka dengan 12 anak-anak Belitung asli yang bertalenta akting.
Pemeran dan tokoh
Pemeran | Tokoh |
---|---|
Cut Mini Theo | Ibu Muslimah |
Ikranegara | Pak Harfan |
Zulfanny | Ikal |
Ferdian | Lintang |
Verrys Yamarno | Mahar |
Slamet Rahardjo | Pak Zulkarnaen |
Tora Sudiro | Pak Mahmud |
Lukman Sardi | Ikal dewasa |
Ario Bayu | Lintang dewasa |
Mathias Muchus | Bapak Ikal |
Rieke Diah Pitaloka | Ibu Ikal |
Teuku Rifnu Wikana | Pak Bakri |
Bapak Lintang | |
Jajang C Noer | Istri Pak Harfan |
Robby Tumewu | A Miauw (Ayah A Ling) |
Yogi Nugraha | Kucai |
M. Syukur Ramadan | Syahdan |
Suhendri | A Kiong |
Febriansyah | Borek |
Suharyadi Syah Ramadhan | Trapani |
Jeffry Yanuar | Harun |
Dewi Ratih Ayu Safitri | Sahara |
Marcella El Jolia Kondo | Flo |
Levina | A Ling |
Album
OST. Laskar Pelangi
Album studio oleh Kompilasi
Dirilis 2008
Direkam 2008
Genre Pop
Label Trinity Optima Production
Produser Mira Lesmana
Kompilasi
OST. Laskar Pelangi adalah album kompilasi beberapa musisi ternama Indonesia yang digunakan untuk mengiringi film tahun 2008, Laskar Pelangi.
Album lagu tema film ini diproduseri oleh Mira Lesmana dengan lagu utama "Laskar Pelangi" yang dibawakan oleh grup band Nidji. Sedangkan lagu lainnya di bawakan oleh Sherina, Netral, Gita Gutawa, Ipang, Meng Float, Garasi, Gugun & The Bluesbug dan salah satu lagu yang ditampilkan dalam film "Bunga Seroja" yang dinyanyikan oleh Verrys Yamarno yang memerankan tokoh Mahar.
Lagu-lagu yang ditampilkan dari album lagu tema tersebut antara lain "Laskar Pelangi" oleh Nidji sebagai lagu penutup, "Sahabat Kecil" oleh Ipang dalam adegan yang menggambarkan kegiatan anak-anak laskar Pelangi saat libur sekolah dan "Bunga Seroja" oleh Verrys Yamarno dalam adegan Ikal berkhayal dihibur oleh Mahar dan semua teman. Sedangkan lagu lainnya adalah lagu "Begadang 2" oleh Rhoma Irama dalam adegan Ikal akan bertemu A Ling untuk pertama kali.
Daftar lagu
1. "Laskar Pelangi" (Nidji)
2. "Ku Bahagia" (Sherina)
3. "Lintang" (Netral)
4. "Tak Perlu Keliling Dunia" (Gita Gutawa)
5. "Sahabat Kecil" (Ipang)
6. "Waltz Musim Pelangi (Meng Float)
7. "Sahabat" (Garasi)
8. "Mengejar Harapan" (Gugun & The Bluesbug)
9. "Bunga Seroja" (Verrys Yamarno & Mara Karma)
"Tak Perlu Keliling Dunia" adalah lagu kelima dari album kompilasi Ost. Laskar Pelangi dan merupakan singel ketiga dari keseluruhan singel penyanyi Gita Gutawa. Lagu ini sendiri bermakna tidak jauh dari film Laskar Pelangi, yaitu mengajarkan bahwa kita tidak perlu keliling dunia untuk mencari yang terbaik, karena negeri kita sendiri sudah kaya akan yang terbaik. Lagu ini juga terinspirasi dari Ikal dalam film Laskar Pelangi yang sangat terpesona dengan kuku dari A Ling, dan mengatakan bahwa ia tidak perlu keliling dunia untuk menemukan kuku terindah, karena kuku terindah tersebut sudah ia temukan sendiri.
SUMBER
0 comments:
Post a Comment