Digital Online Class - Anak-anak memiliki imajinasi yang perlu dilatih untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek (cerpen). Sebab, tak jarang ketika anak-anak belajar menulis cerpen, mereka akan mengelami kesulitan saat melanjutkan paragraf pertama.
Nurhayati, pengajar sastra Indonesia Sekolah Menengah Smart Ekselensia Indonesia menuturkan kesulitan itu merupakan akibat dari minimnya penggunaan daya imajinasi saat menulis. "Mereka itu, belum selesai paragraf pertama mereka sudah coret-coret tulisannya," kata dia dalam acara training "Guru Kreatif Pendidikan Berkualitas" di Wisma Syahida, UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang, Kamis (8/12).
Persoalan itu segera menarik perhatiannya. Ia pun mencari tahu bagaimana untuk mempermudah anak-anak mengalirkan apa yang berada dipikirannya untuk dituangkan dalam selembar kertas. "Saya terpikir, inspirasi dan imajinasi bisa diciptakan melalui ruangan yang mendukung berikut musik sebagai pemancing," kata dia.
Dari situ, lulusan IKIP Muhammadiyah ini membawa anak-anak ke sebuah ruangan kedap suara lalu ia putar musik. Kemudian, ia bercerita. "Saya ajak anak-anak mengingat kedua orang tua yang bertemu setahun sekali," kata dia.
Selanjutnya, para siswa mulai berpikir, tulisan apa yang ia buat. "Lalu mereka buat kerangka karangan dengan mind map. Kita benar-benar bermain imajinasi apa sih yang ada dipikirkan. Saya tidak berikan tema, tinggal siswa saja yang memilih," kata dia.
Kini,anak asuhnya tidak lagi kesulitan. Bahkan, anak-anak bisa melatih imajinasi dengan caranya sendiri. "Itulah fungsinya guru. Kami hanya mengantarkan, anak-anak yang mengembangkan," kata dia.
Acara training “Guru Kreatif Pendidikan Berkualitas” diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Insani Dompet Dhuafa (LPI DD) secara gratis kepada 500 guru honorer se-Jabodetabek. Kegiatan ini adalah yang keempat kali sejak digelar pada 2008.
0 comments:
Post a Comment