Digital Online Class - Membaca sebetulnya merupakan kegiatan membunyikan kata-kata yang tersaji dalam bentuk teks. Jika seorang anak yang masih sangat muda sudah dapat mengarahkan pandangannya pada bacaan dari kiri ke kanan, berarti ia telah memahami arah membaca serta mengetahui bahwa teks tersebut memiliki arti atau pesan tersendiri (Byrnes, 2001). Pendapat Byrnes ini tentu hanya valid untuk negara-negara yang orientasi membacanya dimulai dari kiri ke kanan, dan tidak valid untuk negara dengan orientasi membaca yang lain seperti Arab atau Jepang.
Adapun definisi membaca secara ilmiah menurut salah satu tokoh yang bernama Snow adalah:
Suatu proses pemberian makna pada materi yang tercetak dengan menggunakan pengetahuan tentang huruf-huruf tertulis dan susunan suara dari bahasa oral untuk mendapatkan pengertian.
Dari definisi diatas, tampak bahwa membaca membutuhkan pemahaman dari apa yang tertulis. Secara lebih rinci, proses membaca merupakan proses yang kompleks, mulai dari melihat bentuk-bentuk alfabet, memaknai, dan mencoba memahaminya melalui berbagai proses berpikir seperti analisis dan sintesis.. Semua kegiatan tersebut melibatkan pengalaman masa lalu dan kerangkaberpikir (mindset) yang telah dipelajari agar dapat diperoleh sebuah pemahaman.
Kemampuan membaca yang baik dan benar sangat penting peranannya dalam membantu anak mempelajari berbagai hal. Melalui aktivitas membaca yang baik dan benar, anak akan mampu mengambil intisari dari bahan bacaannya. Dengan demikian, anak bisa mendapatkan sesuatu dari aktivitas membaca yang ia lakukan. Semakin banyak intisari yang bisa dipahami dari bahan bacaannya maka semakin banyak pula pengetahuan yang anak peroleh. Banyaknya pengetahuan ini tentu akan sangat membantu si anak dalam menjalani hari-harinya kemudian. Selain itu, kemampuan nalar (reasoning) anak juga akan berkembang dengan pesat ketika ia berhasil mendapatkan informasi melalui bahan bacaannya.
Pada tingkatan yang lebih luas, tantangan abad 21 mensyaratkan individu mampu memilah-milah dan mengkritisi informasi. Generasi muda yang tidak mampu membaca dengan baik dan benar tentunya akan berakibat fatal pada kualitas SDM kita dan kita akan sulit berkompetisi dengan generasi muda dari negara-negara lain. Sampai di sini, jelaslah bahwa kemampuan membaca anak sangat penting perannya bagi keberhasilan dirinya sendiri, bahkan bisa mempengaruhi kemajuan negaranya.
Masalahnya...
Tidak semua anak mampu melakukan aktivitas membaca dengan baik dan benar. Penelitian yang dilakukan Tim Program of International Student Assessment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional RI menunjukkan bahwa kemahiran membaca anak usia 15 tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6% dari mereka hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya, dan sebanyak 24,8% hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan (Kompas, 2 Juli 2003). Ini artinya, masih sangat banyak anak Indonesia yang mengalami kesulitan untuk benar-benar memahami materi bacaannya. Alih-alih menggunakan materi bacaan tersebut untuk membantunya di kemudian hari, banyak anak Indonesia yang bahkan tidak mengetahui intisari dari apa yang dibacanya!
Perlu diketahui bahwa kesulitan membaca pada anak sangat beragam. Mulai dari kesulitan yang disebabkan oleh masalah pemberian makna, kesulitan yang berkaitan dengan masalah motivasi, maupun kesulitan yang disebabkan oleh kurangnya bimbingan. Semua ini pada akhirnya menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam memahami apa yang dibacanya. Lantas apa yang bisa orang tua dan tenaga pengajar lakukan sejak dini untuk mencegah anak mengalami kesulitan memahami bacaan di kemudian hari? Adakah cara tepat dan menarik yang dapat orang tua dan pengajar gunakan untuk membuat anak-anak atau siswanya mampu membaca dengan baik dan benar?
Belajar Membaca dengan Membangun Phonemic Awareness
Phonemic awareness (kesadaran fonologis) adalah kesadaran anak bahwa ada bagian yang berbunyi dari kata-kata, dimana anak mampu mengolah bunyi-bunyi itu sehingga terbentuk suara dan kata yang diucapkan. Dalam pengajaran, kesadaran fonologis ini dikembangkan dengan cara melatih anak untuk bersajak, bermain kata, memecah-mecah kata serta mencampur huruf-huruf. Misalnya bunyi yang sama pada kata 'batu', 'satu', 'ratu' dapat menjadi pola pembelajaran dalam membangun kesadaran fonologis.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki kesadaran fonologis akan menunjukkan kemajuan pesat dalam belajar membaca. Apabila seorang anak dapat mendengar dan mengucapkan dengan baik bunyi-bunyian bahasa, maka ia akan dapat membaca dengan baik. Sebaliknya, ketika anak dapat membaca dengan baik, maka ia akan dapat mendengarkan dan mengucapkan bunyi-bunyian dengan baik pula. Semakin anak mahir mendengarkan dan mengucapkan bunyi-bunyian yang berbeda dalam bahasa, semakin mahir pula ia membedakan satu kata dari kata yang lain. Akhirnya, semakin pandai seorang anak membedakan satu kata dari kata yang lain, maka akan semakin mudah baginya untuk memahami kalimat yang sedang ia baca.
Contoh konkretnya, pembedaan kata 'saku' dan 'paku' akan memudahkan anak memahami kalimat 'Rudi mengambil paku dari saku celana'. Contoh yang lebih kompleks adalah dengan mampu membedakan kata 'bang' dengan 'bank', anak akan jauh lebih mudah memahami kalimat 'Bang Andi menabung di bank'.
Masih banyak hal lain yang penting diketahui mengenai phonemic awareness serta kaitannya dengan kemampuan baca anak. Hal-hal tersebut dapat Anda kuasai dengan mengikuti Workshop Phonemic Awareness yang akan segera LPTUI selenggarakan. Pada workshop ini, Anda juga akan diperkenalkan dengan berbagai metode dan teknik menyenangkan untuk mengajarkan kesadaran fonologis pada anak. Satu hal yang pasti, pengenalan kesadaran fonologis pada anak merupakan salah satu cara yang efektif meningkatkan kemampuan anak untuk membaca dengan baik dan benar, sekaligus meningkatkan minat baca mereka.
Artikel Terkait: 1, 2, 3,
Pentingnya Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca yang baik dan benar sangat penting peranannya dalam membantu anak mempelajari berbagai hal. Melalui aktivitas membaca yang baik dan benar, anak akan mampu mengambil intisari dari bahan bacaannya. Dengan demikian, anak bisa mendapatkan sesuatu dari aktivitas membaca yang ia lakukan. Semakin banyak intisari yang bisa dipahami dari bahan bacaannya maka semakin banyak pula pengetahuan yang anak peroleh. Banyaknya pengetahuan ini tentu akan sangat membantu si anak dalam menjalani hari-harinya kemudian. Selain itu, kemampuan nalar (reasoning) anak juga akan berkembang dengan pesat ketika ia berhasil mendapatkan informasi melalui bahan bacaannya.
Pada tingkatan yang lebih luas, tantangan abad 21 mensyaratkan individu mampu memilah-milah dan mengkritisi informasi. Generasi muda yang tidak mampu membaca dengan baik dan benar tentunya akan berakibat fatal pada kualitas SDM kita dan kita akan sulit berkompetisi dengan generasi muda dari negara-negara lain. Sampai di sini, jelaslah bahwa kemampuan membaca anak sangat penting perannya bagi keberhasilan dirinya sendiri, bahkan bisa mempengaruhi kemajuan negaranya.
Masalahnya...
Tidak semua anak mampu melakukan aktivitas membaca dengan baik dan benar. Penelitian yang dilakukan Tim Program of International Student Assessment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional RI menunjukkan bahwa kemahiran membaca anak usia 15 tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6% dari mereka hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya, dan sebanyak 24,8% hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan (Kompas, 2 Juli 2003). Ini artinya, masih sangat banyak anak Indonesia yang mengalami kesulitan untuk benar-benar memahami materi bacaannya. Alih-alih menggunakan materi bacaan tersebut untuk membantunya di kemudian hari, banyak anak Indonesia yang bahkan tidak mengetahui intisari dari apa yang dibacanya!
Perlu diketahui bahwa kesulitan membaca pada anak sangat beragam. Mulai dari kesulitan yang disebabkan oleh masalah pemberian makna, kesulitan yang berkaitan dengan masalah motivasi, maupun kesulitan yang disebabkan oleh kurangnya bimbingan. Semua ini pada akhirnya menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam memahami apa yang dibacanya. Lantas apa yang bisa orang tua dan tenaga pengajar lakukan sejak dini untuk mencegah anak mengalami kesulitan memahami bacaan di kemudian hari? Adakah cara tepat dan menarik yang dapat orang tua dan pengajar gunakan untuk membuat anak-anak atau siswanya mampu membaca dengan baik dan benar?
Belajar Membaca dengan Membangun Phonemic Awareness
Phonemic awareness (kesadaran fonologis) adalah kesadaran anak bahwa ada bagian yang berbunyi dari kata-kata, dimana anak mampu mengolah bunyi-bunyi itu sehingga terbentuk suara dan kata yang diucapkan. Dalam pengajaran, kesadaran fonologis ini dikembangkan dengan cara melatih anak untuk bersajak, bermain kata, memecah-mecah kata serta mencampur huruf-huruf. Misalnya bunyi yang sama pada kata 'batu', 'satu', 'ratu' dapat menjadi pola pembelajaran dalam membangun kesadaran fonologis.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki kesadaran fonologis akan menunjukkan kemajuan pesat dalam belajar membaca. Apabila seorang anak dapat mendengar dan mengucapkan dengan baik bunyi-bunyian bahasa, maka ia akan dapat membaca dengan baik. Sebaliknya, ketika anak dapat membaca dengan baik, maka ia akan dapat mendengarkan dan mengucapkan bunyi-bunyian dengan baik pula. Semakin anak mahir mendengarkan dan mengucapkan bunyi-bunyian yang berbeda dalam bahasa, semakin mahir pula ia membedakan satu kata dari kata yang lain. Akhirnya, semakin pandai seorang anak membedakan satu kata dari kata yang lain, maka akan semakin mudah baginya untuk memahami kalimat yang sedang ia baca.
Contoh konkretnya, pembedaan kata 'saku' dan 'paku' akan memudahkan anak memahami kalimat 'Rudi mengambil paku dari saku celana'. Contoh yang lebih kompleks adalah dengan mampu membedakan kata 'bang' dengan 'bank', anak akan jauh lebih mudah memahami kalimat 'Bang Andi menabung di bank'.
Masih banyak hal lain yang penting diketahui mengenai phonemic awareness serta kaitannya dengan kemampuan baca anak. Hal-hal tersebut dapat Anda kuasai dengan mengikuti Workshop Phonemic Awareness yang akan segera LPTUI selenggarakan. Pada workshop ini, Anda juga akan diperkenalkan dengan berbagai metode dan teknik menyenangkan untuk mengajarkan kesadaran fonologis pada anak. Satu hal yang pasti, pengenalan kesadaran fonologis pada anak merupakan salah satu cara yang efektif meningkatkan kemampuan anak untuk membaca dengan baik dan benar, sekaligus meningkatkan minat baca mereka.
Artikel Terkait: 1, 2, 3,
0 comments:
Post a Comment