Pages

Labels

8/7/12

Silogisme Dan Penalaran

Digital Online Class - Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme di susun dari dua proporsi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan)
Penyusunan/penarikan kesimpulan dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu :
a.       Cara deduktif adalah cara penyusunan/penarikan kesimpulan dengan metode pemikiran yang bertolak dari kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (faidah) yang umum


Contoh :
Pak Maman S.Pd, guru bahasa inggris kelas 1 Elektronika A (1EA), sedang memeriksa hasil ulangan tentang reading. Setelah memeriksa ternyata Burhan, Taufik, Halim dan Rudi mendapat nilai 9. Siswa yang lain mendapat nilai 7. Hanya Dodo yang mendapat nilai 6 dalam kelas itu. Maka, bisa di katakan bahwa siswa kelas 1EA cukup pandai dalam pelajaran bahasa inggris tentang reading
Keterangan :
            a)      Nilai yang di peroleh Burhan, Taufik, Halim, Rudi, Dodo dan siswa lain adalah peristiwa khusus
            b)      Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang baik
            c)      Kesimpulan yang kita peroleh ialah bahwa siswa kelas 1EA bisa dikatakan cukup pandai dalam 
            pelajaran bahasa inggris

Dalam penarikan kesimpulan diperlukan penalaran yang baik. Penalaran adalah proses menghubungkan data sehingga sampai pada kesimpulan atau pendapat
            Penalaran pada penarikan kesimpulan yang bersifat induktif terdiri dari 3 macam :
      1.      Generalisasi = umum
      2.      Analogi        = perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda
      3.      Hubungan sebab-akibat
Contoh tentang nilai reading siswa kelas 1EA diatas adalah contoh dari generalisasi. Adapun akurasi generalisasi tergantung kepada cara kita memilih data atau peristiwa khusus, yaitu apakah data yang kita pilih itu merupakan contoh yang baik, bagi jenis data yang kita hadapi, kemudian jumlah data yang kita pilih cukup atau tidak. Semakin banyak tentu saja semakin baik.
      a.      Cara Induktif
Adalah cara pengambilan keputusan / penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum kepada yang khusus. Dalam penarikan kesimpulan yang bersifat deduktif, kita tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta, yang perlu adalah suatu proporsi yang bersifat mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proporsi umum
·         Premis adalah pernyataan yang mendasari penalaran untuk menarik kesimpulan
Silogisme terdiri dari tiga proporsi, yaitu premis mayor, premis minor dan konklusi (kesimpulan)
Contoh :
Premis mayor  =  Guru adalah manusia bijaksana
Premis minor  =  Suyatna adalah seorang guru
Kesimpulan     =  Sebab itu, Suyatna adalah seorang yang bijaksana
Premis mayor  =  Semua siswa SMK adalah siswa yang disiplin
Premis minor  =  Marjuki adalah seorang siswa SMK
Kesimpulan     =  Sebab itu, Marjuki adalah seorang siswa yang disiplin

b. Deduksi

Deduksi adalah proses pemikiran di dalamnya akal kita dari pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus atau proses berpikir dari hal yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus seperti: 
  • Semua makhluq yang bernyawa pasti mati
  • Manusia adalah makhluq yang bernyawa
  • Tumbuhan adalah makhluq yang bernyawa
  • Hewan adalah makhluq yang bernyawa
  • Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan pasti akan mati
Penalaran Deduksi mempunyai dua sistem adalah sebagai berikut :

1. Sistem Tertutup 
Dalam pembahasan ini ada beberapa contoh jalan pikiran deduksi ;
a. Gambar ini adalah sebuah Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang berhadapan itu sama.
Ini merupakan contoh pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari defenisi Jajaran Genjang (Empat segi sisi yang berhadapan sejajar) serata ,merima semua dalil dan batasan tentang garis lurus dan garis sejajar, maka denga satu rangkaian langkah-langkah dapat di buktikan bahwa sisi yang berhadapan itu sama. Dalam contoh ini semua premis (titik pangkal atau data yang di ketahui) di rumuskan dalam istilah Jajaran Genjang, dan kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan tak perlu di ragukan lagi. 

b. Jumlah ketiga sudut sebuah segi tiga adalah 180 derajat, jadi jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180 derajat. Kesimpulan ini pun pasti tidak di ragukan lagi. Tak akan ada pengaruh dari luar yang dapat menggoyakan kepastian kesimpulan terfsebut.

2. Sistem Terbuka 
Suatu kesimpulan itu pasti apabila kita tau dengan positif dan tanpa ragu-ragu, bahwa kesimpulan yang di tarik adalah benar dan bahwa kesimpulan atau ucapan yang mengatakan sebaliknya itu salah.

Contoh

Jangan berenang di air yang sekotor ini. Nanti terkena penyakit kulit.
Ini jelas merupakan suatu jalan Induksi. Dari pengalaman sendiri atau orang lain di tariklah suatu kesimpulan yang umum : berenang di dalam air yang kotor menyebabkan penyakit kulit. Apakah pasti setiap orang akan kena penyakit? Mungkin, Tetapi, Belum tentu !

C. Pedoman Kerja 

Hasil yang di harapakan dari logika adalah agar kita cakap berpikir sendiri dan bersikap logis serta kritis. Sikap kritis tidaklah berarti suka membantah dan mengkritik serba suka menentang dan menantang melainkan berpikir dulu, mengidentipikasi duduknya perkara, menyelidiki dulu dan tidak begitu saja menerima suatu pendapat atau penjelasan-penjelasan yang seakan-akan sudah pasti benar.

D. Sepuluh Pedoman Penalaran 
  1. Pikirkan sendiri
  2. Pikir dulu sebelum bertindak
  3. Pikirkan secara objektif
  4. Pikirkan dua kali
  5. Pikrlah untuk jangka panjang
  6. Bersikap terbuka
  7. Bersikap kritis
  8. Bersikap optimis
  9. Bersikap jujur
  10. Bekerja dan berpikirlah secara teratur dan berencana


Baca Juga Artikel terkait  >>>>

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Guest Comment