Pages

Labels

1/24/11

Ciri pelafalan baku

DIGITALONLINECLASS -

Pelafalan baku lebih tepat digunakan pada situasi-situasi resmi, baik lisan maupun tertulis, misalnya seminar, diskusi, wawancara lamaran pekerjaan, penulisan artikel ilmiah, dan sebagainya.

Adapun untuk pelafalan tidak baku dapat dipergunakan saat situasi tidak resmi, misalnya, ketika berbicara dengan teman atau menulis surat kepada sahabat pena. Apabila penggunaan kedua pelafalan tersebut tidak dilakukan pada situasi yang sesuai, maka akan terjadi kejanggalan dalam berkomunikasi.

Untuk jelasnya simak penjelasan berikut ini tentang pelafalan baku:


1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah.

Contoh:

Baku

Tidak Baku

saya

ibu

dilihat

bertemu

gue

nyokap

dilihatin

ketemu

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing.

Contoh:

Baku

Tidak Baku

kesempatan lain

kantor tempat

lain kesempatan

kantor di mana

3. Bukan merupakan ragam percakapan.

Contoh:

Baku

Tidak Baku

Dengan

mengapa

memberi

tidak

tetapi

sama

ngapa

kasih

nggak

tapi

4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit.

Contoh:

Baku

Tidak Baku

ayah bekerja keras

ia menendang musuhnya

ayah kerja keras

ia tendang musuhnya

5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.

Contoh:

Baku

Tidak Baku

suka akan

disebabkan oleh

lebih besar daripada

suka dengan

disebabkan karena

lebih besar dari

6. Tidak rancu (tidak terkontaminasi).

Contoh:

Baku

Tidak Baku

berkali-kali

mengesampingkan

berulang kali

mengenyampingkan

7. Tidak mengandung pleonasme.

Contoh:

Baku

Tidak Baku

para tamu

hadirin

pada zaman dahulu

maju

banyak sarjana

para tamu-tamu

para hadirin

pada zaman dahulu kala

maju ke depan

banyak sarjana-sarjana

8. Tidak mengandung hiperkorek.

Contoh:

Baku

Tidak Baku

Insaf

sah

syukur

insyaf

syah

sukur


0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Guest Comment