Pages

Labels

1/23/11

Sastra Kini Mengarah ke Dunia Maya

DIGITALONLINECLASS -


Jodhi Yudono/Kompas.com
Rubrik "Oase" di Kompas.com, menjadi alternatif bagi para pencinta sastra untuk menyalurkan minatnya menulis.

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini karya sastra tidak terbatas pada lembaran kertas. Karya sastra berupa puisi atau prosa juga tersebar dalam bentuk digital di dunia maya.

Melalui blog pribadi, situs jejaring sosial, mickroblogging atau web, siapa pun dapat menyebarkan karyanya. Agaknya, fenomena sastra saat ini sudah bergeser ke dunia maya.

"Karya sastra kalau dilihat dari ruang budaya di media massa cetak jadi berkurang, tapi di media massa dunia maya justru meningkat," ujar Kepala Perpustakaan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Endo Senggono, Minggu (23/1/2011) di PDS HB Jassin, Jakarta.

Perkembangan teknologi, kata Endo, tampak membawa sastra Indonesia ke arah dunia maya. Semua orang ingin mencoba menulis karya sastra yang dulu seolah hanya milik para sastrawan ternama.

Sayangnya, kata Endo, peningkatakan minat menulis tersebut tidak diiringi meningkatnya minat baca masyarakat. "Minat baca sama saja. Dari oplah buku yang terbit belum pernah ada yang luar biasa ya. Katakan Laskar Pelangi, Ayat-ayat Cinta, tapi yang lain tidak," ujarnya.

Akibatnya, kualitas karya masyarakat di dunia maya tidak sebaik karya sastra pujangga sebelum ditemukannya internet. Meskipun demikian, mutu tulisan di dunia maya tersebut dapat meningkat seiring berjalannya waktu. Karya-karya di dunia maya itu pun, kata Endo, akan mengalami seleksi kualitas dengan sendirinya. Masyarakat dengan sendirinya akan menyaring mana karya yang berkualitas dan mana yang tidak.

"Paling enggak, yang membaca punya teman yang dikenal, nanti terseleksi sendiri, mana yang disenangi pembaca, mana yang tidak," kata Endo.

Menurut Endo, jumlah pencinta sastra di Indonesia tergolong sedikit. Sebagai pengelola Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, dia melihat pengunjung yang datang ke pusat sastra satu-satunya di Indonesia itu hanya segelintir orang. Hanya pelajar atau mahasiswa yang meneliti sastra dan para pencinta sastra.

"Semua orang yang suka sastra akan berkunjung ke mari atau mencari data-data tentang sastra. Namun, di masyarakat umum, sastra itu kurang perhatian. Pengunjung paling banyak pelajar dan mahasiswa," ungkapnya.


0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Guest Comment