Pages

Labels

1/22/11

Laporan

DIGITALONLINECLASS -

LAPORAN

Laporan adalah suatu cara komunikasi yang berisi informasi sebagai hasil dari sebuah tanggung jawab yang dibebankan kepada pembuatnya. Laporan berguna untuk:

1. Alat pertanggungjawaban secara tertulis

2. Pendokumentasian data

3. Bahan pertimbangan

4. Acuan pengambilan keputusan

5. Alat merumuskan suatu penilaian

6. Bahan evaluasi

7. Melatih berpikir sistematis

Kriteria penyampaian laporan yang baik :

1. Isi laporan mencakup kelengkapan fakta, data yang akurat, faktual, dan objektif.

2. Penyajian mencakup penggunaan bahasa yang baik, jelas dan tepat, sistematik serta menarik

3. Penyajian lisan harus disampaikan dengan vokal yang jelas, pengucapan, lafal, intonasi yang tepat dan gaya ekspresif yang sesuai.

4. Sebelum laporan disajikan secara lisan, laporan terlebih dahulu disusun dalam bentuk tertulis secara sistematis sehingga mudah dipahami.

Dari segi bentuk tertulis, laporan terbagi menjadi:

a. Laporan berbentuk formulir, yaitu laporan yang tinggal mengisi pada blangko yang disediakan.

b. Laporan berbentuk memorandum, yaitu laporan yang diuraikan secara singkat. Laporan ini dibuat dalam rangka proses hubungan kerja antara atasan dan bawahan atau antar-unsur-unsur dalam suatu instansi.

c. Laporan berbentuk surat, yaitu laporan yang diuraikan lebih panjang dari memorandum sebagaimana uraian dalam bentuk surat biasa. Jenis laporan ini dapat dipergunakan untuk bermacam-macam topik.

d. Laporan berbentuk naskah, yaitu laporan yang panjang, biasanya disusun seperti makalah. Materi laporan dibagi menjadi beberapa topik dan subtopik.

e. Laporan berbentuk buku, yaitu laporan yang disusun dalam bentuk buku.

Dari segi struktur penulisan, laporan terbagi menjadi:

1) Laporan formal, yaitu laporan yang struktur penulisannya lengkap, terdiri atas:

Halaman judul

a. Halaman pengesahan

b. Kata pengantar

c. Daftar isi

d. Daftar tabel (jika ada)

e. Daftar grafik (jika ada)

f. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup masalah/objek, pembatasan masalah/objek, dan sebagainya

g. Bagian isi, berisi uraian pembahasan tentang masalah atau objek yang dilaporkan serta hasil yang dicapai

h. Simpulan dan saran, berisi hal-hal pokok atau intisari dari pembahasan laporan serta penyampaian keinginan pelapor terhadap hal-hal yang berkaitan dengan laporan yang belum atau seharusnya ada.

Contoh laporan formal ialah laporan tentang keadaan dan perkembangan proyek yang sedang dilaksanakan, laporan penelitian ilmiah, dan laporan percobaan.

2) Laporan informal, yaitu jika laporan tidak memenuhi persyaratan sistematika di atas Pembuatannya lebih cenderung memenuhi kebutuhan informasi atau untuk mendapatkan data lapangan.

Yang termasuk laporan informal, ialah laporan perjalanan, laporan pengamatan, dan laporan kunjungan.

Berikut adalah contoh-contoh laporan berbentuk narasi, deskripsi, dan ekspositoris

Contoh laporan narasi berupa laporan perjalanan

Sibetan, Kabupaten Karang Asem, 78 kilometer sebelah timur Denpasar adalah desa tempat asal salak bali. Terletak di ketinggian 350-550 m dari permukaan laut. Desa ini dapat dicapai dari Denpasar dalam waktu 2,5 jam melalui Padang Bai-Amlapura dengan ongkos Rp 2.000. Kendaraan umum dari Denpasar memang hanya sampai Amlapura. Sisaperjalanan sejauh 14 kilometer ke Sibetan diteruskan dengan angkutan umum Isuzu hijau dengan ongkos Rp 5.000.

Sebenarnya, Sibetan bisa dicapai dalam waktu lebih singkat kalau kita mengambil jalur Denpasar-Klungkung-Besakih. Di Kota Rendang, kita turun dan menyambung perjalanan ke selat. Sayang kan, kendaraan umum Rendang-Selat hampir tidak ada sehingga memang lebih mudah datang ke Sibetan melalui Padang Bai-Amlapura.

Hari Senin, setelah menempuh perjalanan selama tiga jam melalui Padang Bai-Amlapura, Trubus tiba di Sibetan pukul 14.00 WITA. Udara terasa sejuk meskipun siang itu matahari bersinar terik. Di kiri kanan jalan yang menanjak dan berkelok-kelok terlihat hamparan kebun salak dan di tengah-tengah kebun, terlihat rumah para petani.

Kondisi lingkungan Sibetan memang cocok untuk salak. Iklimnya termasuk basah dengan curah hujan rata-rata 2.145 mm/tahun dan jumlah hari hujan 84 hari. Dalam situasi normal, setahun ada tujuh bulan basah (Oktober-April) dan lima bulan kering (Mei-September). Topografinya berbukit-bukit. Jenis tanahnya latosol cokelat kemerah-merahan. Tanah seperti ini kalau disiram air, menjadi licin dan lengket. Waktu Trubus ke sana, kebetulan hujan tidak turun sehingga walaupun jalan tanah di desa itu naik-turun, tetapi tidak licin.

Contoh laporan narasi berupa laporan liputan peristiwa

Ratusan civitas akademika Universitas Trisakti kemarin memperingati sembilan tahun Tragedi Trisakti. Para mahasiswa, karyawan, dosen, dan pimpinan kampus melakukan pengibaran bendera setengah tiang sebagai bentuk berkabung masyarakat Trisakti atas meninggalnya empat mahasiswa pada 12 Mei 1998 itu. Dihadiri seluruh masyarakat Trisakti, acara dimulai dengan pengibaran bendera setengah tiang, tepat pukul 07.30 WIB. Upacara tersebut bertempat di pelataran parkir depan Gedung Sjarif Thajeb yang berada di depan Monumen Tragedi 12 Mei.

Rektor Universitas Trisakti, Thoby Mutis, pada kesempatan itu meminta agar pemerintah menetapkan tanggal 12 Mei sebagai hari antikekerasan. Selain itu, dia juga berharap nama besar yang disandang empat mahasiswa Trisakti sebagai tokoh reformasi dapat dipertahankan oleh mahasiswa Trisakti lain. ”Saya ingin setiap tanggal 12 Mei dijadikansebagai Hari Antikekerasan,” ujar Thoby.

Presiden BEM Trisakti, Ahmad Gauzul Alam mengatakan upacara yang dilakukan kemarin sebagai bentuk seremonial belaka. Adapun inti peringatan sudah dilakukan sejak Rabu (09/5) lalu. ”Ini hanya seremonial saja, kita sejak Rabu kemarin telah melakukan peringatan, ” ujarnya. Seluruh masyarakat Trisakti yang hadir dalam upacara berpakaian hitam-putih. Sementara para mahasiswa dilengkapi juga dengan jaket almamater biru tua. Setelah selesai upacara, tepat pukul 09.00 WIB,

dilakukan acara tabur bunga di depan Monumen Tragedi 12 Mei dan napak tilas tragedi 12 Mei 1998 dengan dilanjutkan acara sarasehan nasional.

(Dari: Seputar Indonesia, Minggu 13 Mei 2007)




Contoh laporan deskripsi pengamatan terhadap lokasi wisata

Mandi dan Berobat di Alam Perawan Cisolok Cipanas berciri khas air panas yang memancar setinggi kira-kira 3 meter. Air panas ini berada di jalur Sungai Cikampak. Selain pancarannya yang tinggi itu, di beberapa tempat juga ada air panas memancar tetapi lebih rendah. Untuk mencapai tempat itu, kita harus berjalan kaki menyeberangi sungai dengan panjatan batu-batu besar. Sungai itu tidak dalam, tetapi arusnya deras karena berbatu. Ada pula jembatan bambu dibangun yang biasa digunakan untuk menyeberang orang per orang.

Dulu, pernah dibangun jembatan, tetapi hanyut dilanda banjir. Di tempat itu, ada bangunan permanen yang dapat digunakan menginap tanpa biaya jika misalnya kebetulan banjir.

Di Sungai Cikampak yang deras arusnya, tetapi tak membahayakan dan panas airnya, kita bisa mandi secara bebas. Ada bagian-bagian tertentu yang sudah bebas dari batu yang dapat dipergunakan untuk mandi bagai di kolam renang. Yang agak terlindung pun ada, yakni di bawah pohon besar yang cukup rimbun.

Tempat rekreasi di Cipanas memang ramah terhadap alam. Mandi dengan bebas tanpa rasa sungkan. Lihatlah anak-anak bermain dengan air sangat ceria. Gadis-gadis dengan kain melilit di tubuhnya bercanda dengan sesama atau rombongan keluarga turun bersama-sama ke air panas. Asal jangan di tempat yang terlalu dekat dengan sumber air panas karena bila kita lakukan, kulit bisa mengelupas.

Di sini, orang bisa memasak air di atas air. Kita tinggal menaruh panci atas batu yang di bawahnya memancar air panas atau kalau mau kita juga bisa merebus telur di atas air panas itu dalam waktu singkat. Demikian keterangan salah penunggu warung di sana. Menurut penduduk setempat, air panas Cipanas, Cisolok itu mengandung belerang atau setidaknya dianggap berkhasiat bisa menyembuhkan

penyakit. Banyak orang sakit ke sini untuk mandi dan mereka sembuh. Ada yang datang pertama digendong, dua bulan kemudian sudah bisa datang sendiri. Penyakit mereka biasanya rematik, gatal-gatal, dan sejenisnya.

Melihat kadar panasnya air, memang memungkinkan kawasan itu selain untuk rekreasi juga untuk berobat. Banyak orang Jakarta atau Bandung datang kemari hanya untuk berobat. Bahkan, yang datang kemari juga dukun atau tabib yang mengobati pasiennya. Dukun yang sini dengan membawa rombongan pasien.

Di sudut lokasi dekat tempat parkir, dibangun sebuah rumah sederhana terbuat dari papan. Di dalamnya ada bak-bak air panas. Di sana juga untuk mandi orang yang berobat. Juga bisa digunakan untuk ruang ganti pakaian.Hari Minggu di Cipanas adalah hari ceria sambil berobat, mandi air hangat di alam yang bebas terbuka. ”Sayang belum pernah diselidiki apakah air itu bisa lebih berfungsi sebagai sarana pengobatan,” kata Bustal Nawawi, produser film Nagabonar yang selam tiga bulan syuting sana. Bustal sendiri sering tinggal di rumah yang dibangun khusus untuk film di kawasan itu. Kawasan wisata ini menarik karena alamnya murni dan benar-benar masih pedesaan. Memang itulah yang terkesan, pedesaan. Masih ada monyet-monyet bergelantungan di pohon di atas bukit. Kadang ada juga babi yang nyasar lalu diburu oleh penduduk. Cisolok memang layak mengundang kita. Di sana ada kesegaran, keceriaan, dan udara nyaman alam tropis yang masih perawan. Bila kembali ke Jakarta, ketika siang sudah berlalu atau sore sudah tiba, di tengah perjalanan kita bisa beli oleh-oleh: pisang atau durian, bila musim kebetulan datang. (Aklis/Ami).

Contoh laporan ekspositoris tahapan (proses)

Tembakau sebagai bahan baku rokok termasuk tanaman perkebunan. Tanaman tembakau ditanam pada tanah ladang/sawah kering. Pihak PT. Perkebunan menyewa sawah petani setelah masa panen padi. Penyewaan sawah dilakukan selama satu kali tanam tembakau.

Pengolahan dari sawah menjadi ladang mengalami beberapa tahap. Setelah sawah bersih dari jerami, dibuatlah got, saluran air yang berfungsi untuk menyiram tanaman. Tahap selanjutnya tanah harus digemburkan dengan traktor atau cangkul sementara membuat bibit tembakau mulai dilakukan. Tanah yang sudah ditraktor harus digemburkan lagi dengan cangkul.

Contoh laporan ekspositoris berupa percobaan (eksperimen)

Bahan bakar minyak (BBM) termasuk jenis energi yang tidak bisa diperbaharui. Oleh sebab itu, Pemerintah dalam berbagai kesempatan selalu mengampanyekan program hemat energi. Salah satu program kampanye hemat energi itu ialah mencari sumber energi alternatif yang sebanyak-banyaknya. Untuk itu perlu digalakkan berbagai percobaan untuk menemukan energi alternatif itu. Maka, kemudian diteliti dan diadakan percobaan pemakaian bahan bakar briket.

Briket terbuat dari batu bara. Apakah briket dapat menjadi energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar khususnya untuk memasak? Kemudian, diujicobalah bahan bakar briket tersebut. Percobaannya adalah sebagai berikut Pertama-tama, kita siapkan tungku yang terbuat dari tanah liat. Tungku itu dapat kita buat dalam bentuk seperti sarang tawon, kotak, atau multi tungku yang dapat dipakai untuk memasak beberapa panci sekaligus.

Akan lebih baik apabila tungku tersebut dilengkapi dengan alat pengukur panas sehingga kita dapat memantau suhu setiap saat. Selanjutnya, briket batu bara yang sudah kita siapkan dimasukkan ke dalam tungku tersebut. Sebaiknya gumpalan-gumpalan briket itu jangan terlalu besar supaya mudah menyala. Siapkan bahan-bahan yang akan kita masak, kemudian tungku tersebut dinyalakan dan kita tinggal

menunggu sampai masak. Berdasarkan hasil beberapa kali percobaan memasak dengan briket batu bara ini, diperoleh kesimpulan bahwa satu kilogram briket dapat

dipakai untuk memasak 4,5 liter air. Ini berarti kita bisa menghemat lebih dari 75% apabila dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak.

Sumber:::::::::::: IRMAN, Mokhamad - Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Guest Comment